Mendeteksi Gaya Berkendara dari Warna Busi
Dalam pemakaian sehari-hari, warna busi terbentuk dengan warna hitam, merah bata, kecoklatan, dan putih kekuningan. Terlepas dari faktor setingan mesin motor, warna-warna tersebut bisa digunakan sebagai indikator gaya berkendara dari pemilik. Hal ini karena tiap warna yang terjadi pada busi terjadi akibat perlakuan yang berbeda pula, baik negatif ataupun positif.
Dampak negatifnya ruang bakar jadi semakin mudah ditumpuki kerak dan konsumsi BBM jadi lebih boros. Sisi positifnya,suhu mesin lebih stabil dan oli mesin lebih awet tidak cepat hitam. Untuk mengatasinya, bisa dengan mulai dengan tertib dalam pemakaian gigi perseneling. Selain itu juga, mulai biasakan tidak bermain setengah kopling sembari geber rpm tinggi.
Busi berwarna merah bata, pengendara yang tertib dalam pemakaian persenling, begitu juga cara membuka hand grip. Kondisi seperti ini, konsumsi bahan bakar jadi lebih irit, naiknya rpm lebih singkat dan kondisi ruang bakar lebih bersih. Disisi lain suhu mesin mampu dijaga diambnag normal suhu tinggi, sehingga warna merah bata ini diklaim sebagai warna ideal busi, karena dari efek pembakaran serta perlakuan motor dibawakan dengan cara yang benar.
Putih kekuningan, indikasi kalau sering gas pol di trek panjang dalam waktu lama di siang hari, seperti perjalanan luar kota. Sisi negatifnya mesin cepat panas dan oli mesin cepat hitam. Sedangkan sisi positifnya, konsumsi BBM jadi lebih irit. Coba dilakukan dimalam hari dipastikan busi akan berwarna merah bata. Mengingat kelembaban udara mulai tinggi dan campuran gas segar jadi lebih pekat.
إرسال تعليق